PARIWISATA JURANG MANTEN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN
OBYEK PARIWISATA AIR TERJUN JURANG MANTEN DI KECAMATAN PAKIS AJI
KABUPATEN JEPARA
B. LATAR BELAKANG
Dekade ini, perkembangan pariwisata makin kian berkembang pesat, perkembangan
dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk
dan sifat kegiatan, dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berpikir,
maupun sifat perkembangan itu sendiri. Di negara maju pariwisata sudah bukan hal
yang baru lagi bahkan orang melakukan suatu perjalanan merupakan kebutuhan
hidup suatu manusia. Namun demikian di negara-negara sedang berkembang atau
yang sering disebut Negara Dunia Ketiga Pariwisata baru dalam taraf
perkembangan. Pengembangan pariwisata di dunia
ketiga lebih berorientasi ke pariwisata alternatif dan pariwisata ekonomi, kita
sudah merasakan bahwa dari tahun ke tahun jumlah wisatawan internasional
terutama yang mengunjungi Indonesia terus meningkat sehingga kita di hadapkan
pada persoalan untuk menata produk-produk wisata sehingga dapat meningkatkan
dari minat wisatawan untuk berkunjung (Spillance,1987).
Pariwisata merupakan industri yang kelangsungan hidupnya sangat peka terhadap
kerusakan lingkungan oleh baik-buruknya lingkungan. Industri ini sangat peka
terhadap kerusakan lingkungan, misalnya pencemaran oleh limbah domestik dan
kerusakan pemandangan alam, serta sikap penduduk yang tidak ramah. Suatu daerah
wisata mempunyai kemampuan tertentu untuk menerima wisatawan, yaitu disebut
daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkunan di bidang pariwisata dapat
dinyatakan dalam jumlah wisatawan per satuan luas per satuan waktu. Tetapi baik
luas maupun waktu umumnya tidak dapat dirata-ratakan, karena penyebarannya
wisatawan dalam ruang dan waktu tidak merata (Darsoprajitno,12:2002).
Tujuan wisatawan di dunia yang ada di Indonesia salah satunya adalah Bali. Bali
merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki keanekaragaman budaya dan
keindahan alam. Keanekaragaman hayati ini diperkaya dengan adanya berbagai
macam objek-objek wisata di masing-masing kabupaten. Salah satunya Kabupaten
Buleleng yang menyajikan keindahan alam dan seni budayanya. Seni budaya
dikembangkan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan seni seperti pegelaran ogoh-ogoh,
pesta kesenian Buleleng, serta pegelaran seni kecamatan setiap bulan.
Kegiatan-kegiatan ini mengundang para wisatawan untuk berkunjung menyaksikan
pementasan seni masyarakat Buleleng. Keindahan seni budaya juga perlu didukung
oleh keindahan alamnya. Hal ini perlu agar para wisatawan dapat menikmati
keindahan seni budaya dan keindahan alam dalam satu tempat. Jepara memiliki
berbagai objek wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan, seperti Air Terjun
Jurang manten, Pantai Bandengan, Pantai Kartini, Kali Bening Krebu, Akar
Seribu, Air Terjun Songo langit, dll
Keindahan alam saja tidak dapat memberikan
kontribusi terhadap perkembangan ekonomi masyarakat jika tidak dikelola secara
maksimal. Objek-objek wisata di Kabupaten Jepara khususnya, belum secara maksimal
dikembangkan dengan berbagai atraksi objek pariwisata. Jasa pelayanan objek
wisata juga belum optimal, yang ditandai dengan kekurangan sarana prasaran
dalam menciptakan pariwisata yang kondusif. Wisatawan hanya dapat menikmati
keindahan alam, tanpa ada layanan pariwisata alam lainnya. Hal ini menyebabkan
ketidak merataan penyebaran kunjungan para wisatawan. Salah satu objek wisata
yang dapat dikembangkan di Kabupaten Jepara adalah objek wisata Air
Terjun Jurang manten yang ada di kawasan Desa Tanjng, kecamatan Pakis aji .
Desa Wisata Tanjung merupakan sebutan bagi Desa
Landak, Kecamatan pakis aji Kabupaten Jepara . Desa Wisata Tanjung
memiliki keunikan dan keindahan alamnya yang benar-benar masih alami dan asri.
Desa tersebut merupakan salah satu Desa yang ada di Jepara yang memiliki
kekayaan alam yang beragam, lengkap sekaligus indah, seperti teras sawah yang
indah, air terjun, hutansejuk, delta di tengah sungai, satwa jinak dan hutan
hijau yang menyatu dalam satu wilayah. Dari pinggir jalan terdapat sawah dan
perkebunan yang diselingi deretan pohon/- tanaman-tanaman keras. Pemandangan di
sela-sela perbukitan terdapat hamparan sawah yang memiliki pemandangan yang
indah karena pemandangan yang masih alami dan asri. Di desa Tanjung kini sedang
fokus dalam pengembangan objek wisata Air Terjun Jurang manten , dengan daya
dukung fisik dan sosialnya.
Air Terjun Jurang manten di kawasan desa
tanjung melengkapi objek wisata yang lain yang ada di kawasan hutan lindung
milik perhutani . Dari nama Air Terjun tersebut yang bernama jurang manten ,
karena lokasi untuk menuju objek dari areal parkir menempuh perjalanan ( kurang
lebih ) 200m dengan melewati hamparan sawah, hutan yang memiliki keindahan alam
yang sangat asri melalui jalan setapak. Objek wisata ini memiliki potensi
alam yang sangat besar untuk dijadikan sebagai objek wisata karena pemandangan
Air Terjun yang indah dan masih benar-benar natural, namun objek tersebut baru
hanya dikembangakan oleh masyarakat setempat yang belum secara optimal oleh
karena itu sangat perlu adanya pengelolaan lingkungan yang terencana dan
sentuhan dari pemerintah untuk keberlanjutan pariwisata kedepannya. Dalam
pengelolaan dan perkembangan untuk objek wisata Air Terjun Jurang manten di
kawasan Desa Tanjung tersebut yang memegang peranan penting adalah sumber daya
manusia dari masyarakat setempat, karena keahlian dan ketrampilan di bidang
pariwisata sangat dibutuhkan dalam pengelolaan pariwisata demi keberlanjutan
dari objek wisata tersebut. Selain itu peranan lingkungan fisik juga ikut
mendukung dalam perkembangannnya.
Kawasan Tanjung selain memiliki objek wisata
Air Terjun jurang manten juga memilki objek wisata yang lain seperti Air bening
di desa ngerebu. Untuk sementara, objek yang sudah dikembangkan dan kerap
dikunjungi wisatawan baru sedikit. Di sepanjang perjalanan menuju lokasi air
terjun jurang manten ditemui satwa liar yang jinak seperti burung dan tupai
dll, yang menambah kesan bahwa alam di sana memang masih alami. Suguhan
keindahan alam ini memiliki nilai jual yang belum dimanfaatkan secara optimal,
sehingga perlu adanya pengelolaan dan pengembangan terhadap wisata tersebut,
misalnya dengan penataan lingkungannya, aksesbilitas menuju lokasi, penyediaan
fasiltas akomodasi (arel parkir yang luas, pos tempat peristirahatan),
mempertahankan atraksi yang dimiliki (maceburan dan buggy jumping), warung yang
menjual cindramata yang bisa mencirikan dari daerah setempat, penyediaan tempat
untuk menikmati atraksi, dan diperlukan juga promosi yang dilakukan secara
kontinyu. Untuk melakukan semua pengelolaan lingkungan fisik dan sosial
diperlukan ketrampilan dan keahlian di bidang pariwisata. Maka dari itu sumber
daya manusia dari masyarakat setempat sangat perlu ditingkatakan di bidang
pariwisata khusunya. Dalam pengelolaan lingkungan di objek wisata Air Terjun
jurang manten yang menjadi kendala adalah sumber daya manusia yang dikatakan
masih rendah.
Berbagai usaha sangat penting dilakukan dan
ditingkatkan oleh pemerintah maupun swasta untuk terus memajukan dan
mengembangkan obyek wisata Air Terjun Jurang manten Tanjung dalam dunia
pariwisata dengan tetap mempertahankan keasrian dari alamnya yang dapat menarik
wisatawan.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang
permasalahan di atas yang dikaji dapat dirumuskan sebagi berikut
1. Apakah Obyek Wisata Air
Terjun Jurang manten yang ada di kawasan Tanjung sudah memenuhi syarat-syarat
sebagai daerah tujuan wisata ?
2. Bagaimanakah peranan
daya dukung lingkungan dalam pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Jurang manten
di kawasan Tanjung ?
D. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pariwisata
Didalam membina atau meningkatkan kesadaran
masyarakat dibidang kepariwisataan dibutuhkan penyebarluasan berbagai
pengertian yang berhubungan dengan segala macam atau bentuk peristilahan yang
sering digunakan dalam dunia kepariwisataan. Hal tersebut sangat penting
sebagai sarana untuk menambah wawasan. Hal-hal yang berhubungan dengan
pariwisata tadi antara lain adalah mengenai apa itu pariwisata dan apa saja
yang dibutuhkan para wisatawan. Hal ini penting mengingat bagaimana juga dengan
semakin berkembangnya pariwisata Nasional maka masyarakat akan bersinggungan
dengan dunia pariwisata dan sekaligus mendapat pelajaran tentang manfaatnya,
baik langsung maupun tidak langsung.
Pada
hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang
atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya
adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial,
kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain, seperti karena
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar. Gamal Suwantoro (1997)
Wisatawan merupakan seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan
wisata disebut dengan wisatawan (tourit), jika lama tinggalnya
sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka
tinggal di daerah atau negara dikunjungi dengan kurang waktu dalam 24 jam maka
mereka disebut dengan pelancong (excursionist). Pengunjung (visitor), yaitu
setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya
dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.
Pariwisata memiliki definisi yang bermacam-macam, yang dikemukakan oleh
beberapa ahli sesuai dengan tinjauan mereka masing-masing. Gamal
Suwantoro (1997) menyatakan,
Pariwisata berhubungan erat denagn pengertian
perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara
seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk
melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara
lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu.
Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga untuk
kesehatan, konvensi, keagamaan dan keperluan usaha yang lainnya.
Spillance (1987:21) menyatakan,
Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat
ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan per orangan atau kelompok,
sebagai usaha untuk mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan lingkungan.
B. Tinjaun Geografi Pariwisata
tentang obyek Wisata
1. Pengertian Obyek wisata
Pariwisata terlahir dari bahasa Sanskerta yang komponen-komponen terdiri
dari (a) pari yang artinya penuh, lengkap, berkeliling, (b) wis (man) yang
artinya rumah, property, kampong, komunitas, (c) ata yang artinya pergi
terus-menerus, mengembara (roaming about) yang bila dirangkai menjadi satu kata
melahirkan pariwisata, berarti: pergi secara lengkap meninggalkan rumah
(kampung) berkeliling terus menerus. Dalam oprasionalnya istilah pariwisata
sebagai pengganti istilah asing “tourism” atau “travel” diberi makna oleh
Pemerintah Indonesia. ’mereka yang meninggalkan rumah untuk mengadakan
perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi sambil
menikmati kunjungan mereka’ (Pendit ,2002:30).
Tempat yang dikunjungi oleh wisatawan tersebut merupakan tempat-tempat yang
memiliki daya tarik tinggi, sehingga wisatawan tertarik untuk mengunjunginya.
Tempat-tempat tersebutlah yang dikenal dengan istilah obyek wisata.
Menurut Hunziger dan karft (dalam Pendit,2002:21) mengemukakan bahwa objek
wisata adalah suatu tempat atau lokasi yang memiliki potensi untuk menarik
minat seseorang untuk mengunjunginya. Hal senada juga diungkapkan oleh
Spillance (dalam Oka A Yoeti, 1999 ) mengemukakan bahwa objek wisata merupakan
suatu areal atau wilayah yang terdapat di muka bumi yang memiliki ciri khas
berupa keindahan alamnya.
Tentunya sesuatu atau suatu wilayah dapat dijadikan sebagai obyek wisata tidak
hanya tergantung pada keindahan fenomenanya , melainkan juga karena kekhasan
yang dimiliki oleh obyek tersebut. Obyek wisata adalah suatu tempat atau benda
yang memilki cirri khas tersendiri dan memiliki daya tarik tersendiri, sehingga
mengundang perhatian banyak orang untuk menyaksikannya” (Richard 1996:27).
Begitu pula halnya seperti yang yang diungkapakan oleh Norwal
(dalam Munadi,1953:39) bahwa objek wisata adalah “ suatu tempat yang
memiliki daya tarik baik itu karena keindahanya atau pun nilai historis yang
terkandung di dalamnya”.
Jadi
berdasarkan uraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa obyek wisata adalah
suatu lokasi atau obyek yang memilki daya tarik minat wisatawan untuk berkujung
ke tempat tersebut. Daya tarik tersebut dapat berupa keindahan ataupun riligius
yang terdapat di dalam suatu objek tersebut.
2. Jenis Obyek wisata
Perbedaan jenis obyek wisata akan memberikan kenikmatan dan kepuasan tersendiri
terhadap pengunjungnya. Berdasarkan perbedaan tersebut, menurut Pendit
(1999:38) dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar
Perdana” mengemukakan beberpa jenis pariwisata yang dikenal dewasa ini adalah
sebagi berikut .
a) Wisata Budaya
Wisata budaya merupakan perjalanan yang
dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup dengan jalan
mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain, mempelajari keadaan
rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup, budaya dan seni mereka.
b) Wisata Kesehatan
Wisata kesehatan merupakan perjalanan seorang
wisatawan dengan tujan tersebut untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat
sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam
arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan.
c) Wisata Olahraga
Wisata olah raga adalah wisatawan-wisatawan
yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja
bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau
negara seperti Asian games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup, Tour de France,
F-1 (Formula One). Macam cabang oalh raga yang termasuk dalam jenis wisata olah
raga yang bukan tergolong dalam pesta olahraga atau games, misalnya berburu,
memancing, berenang, dan berbagai cabang olah raga dalam air atau di atas
pegunungan
d) Wisata komersial
Wisata komersial merupakan perjalanan wisata
untuk mengunjungi pameran-pameran dan pecan raya yang bersifat komersial,
seperti pameran industry, pameran dangang dan sebagainya.
e) Wisata Industri
Wisata industry merupakan perjalanan yang
dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu
komplek atau daerah perindustrian di mana terdapat pabrik-pabrik atau
bengkel-bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau
penelitian.
f) Wisata politik
Wisata politik merupakan perjalanan yang
dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa
kegiatan politik, seperti perayaan hari kemerdekaan republic Indonesia (17
Agustus 1945) di Jakarta.
g) Wisata Konvensi
Wisata ini dilakukan denagn cara menyediakan
fasilitas bangunan dengan ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu
konvensi, musyawarah, pertemuan/konvensi lainnya baik yang bersifat nasiaonal
maupun internasional.
h) Wisata sosial
Wisata sosila merupakan pengorganisasian suatu
perjalanan murah sreta mudah untuk memberikan kesempatan kepada golongan
masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan.
i) Wisata Pertanian
Wisata pertanian merupakan pengorganisasian
perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunanaa, lading
pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan
dan peninjauan.
j) Wisata Bahari
Wisata bahari merupakan jenis wisata yang
banyak dikaitkan dengan olah raga air, berkeliling melihat taman laut dengan
pemandangan indah di bawah permukaan air, menikmati keindahan pantai dan
keadaan di sekitar pantai seperti pegunungan, bukit yang ada di sekitarnya yang
banyak dilakukan di negara-negara marirtim seprti Indonesia.
k) Wisata Cagar Alam
Wisata cagar alam merupakan eisata yang banyak
dilakukan oleh para pencinta alam dalam kaitannya denagn kegemarannya memotret
binatang atau marga satwa serta pepohonan dan kembang beraneka warna yang
mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat.
l) Wisat Buru
Wisata buru merupakan jenis pariwisata yang
dilakukan di negara-negara yang memang memilki daerah atau hutan tempat berburu
yang dibenarkan oleh pemerintah. Wiata ini diatur dalam bentuk safari buru yang
ditetapkan oleh pemerintah yang bersangkutan sperti di negara Afrika berburu
gajah dan singa.
m) Wisata Pilgrim
Wisata pilgrim merupakan jenis wisata yang
banyak denagn agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok
dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan ke tempat-tempat suci seperti
makm pemimpin yang di agungkan dan sebagainya.
n) Wisata Bulan madu
Wisata bulan madu merupakan suatu
penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati atau pengantin abru
yang sedang berbulan madu disuguhkan fasilitas0fasilitas yang khusus dan
tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka seperti kamar hotel
yang dihiasi dengan bunga dan lampu warna-warni.
Sedangkan pariwisata menurut spillance (1987:34), membedakan pariwisata
berdasarkan tujuan wisatawan berkun jung ke suatu rangkaian pariwisata di suatu
tempat anatar lain:
a. Pariwisata untuk
menikmati perjalanan
b. Pariwisata untuk
rekreasi
c. Pariwisata untuk
menikmati kebudayaan
d. Pariwisata untuk menikmati
olah raga
e. Pariwisata untuk urusan
usaha
f. Pariwisata untuk
upacara keagamaan maupun untuk penyelenggaraan adat istiadat
C. Syarat-Syarat Berdirinya Daerah Tujuan Wisata
Atraksi wisata yang baik harus dapat
mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan di tempat atraksi dalam
waktu yang cukup lama dan member kepuasan kepada wisatawan yang dating
berkunjung. Untuk mencapai hasil itu, harus memenuhi beberapa syarat (Hadinoto,
K 1996:45), diantaranya :
1. Kegiatan (act) dan obyek
(artifact) yang merupakan atraksi itu sendiri dalam keadaan yang baik.
2. Karena atraksi wisat itu
harus disajikan di hadapan wisatawan, maka pemyajiannya (presentasinya) harus
tepat (pemandu wisata)
3. Atraksi wisata adalah
terminal dari suatu mobilitas spasial, suatu perjalanan. Oleh karena itu juga
harus memenuhi semua determinan mobilitas spasial, yaitu akomodasi,
transportasi, dan fasilitas makan dan minum.
4. Keadaan di tempat atraksi
harus dapat menahan wisatawan cuku lama (wisatawan berkaesan dengan keindahan
alam, obyek-obyek bersejarah dan sebagainya)
5. Kesan yang diperoleh
wisatawan waktu menyaksikan atarksi wisata harus diusahakan supaya bertahan
selam mungkin (penata lingkungan, pelayan restaurant)
Apabila suatu syarat saja tidak dapat
terpenuhi, maka akan menghambat pertumbuhan pariwisata di suatu obyek.
D. Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung merupakan suatu ukuran jumlah individu dari suatu spesies
yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu (Manik 2003:121). Daya dukung
lingkungan di suatu daerah sangat terikat pada kemampuannya untuk pulih kembali
secara alami. Ada yang kemampuannya untuk pulih kembali secara alami
berlangsung dengan cepat, lambat atau bahkan tidak mampu pulih kembali seperti
semula. Kemampuan alami untuk untuk dapat pulih kembali seperti semula di sebut
daya lenting. Daya lenting suatu daerah umunya amat tergantung pada tata letak
geologinya khusunya jenis lithologi (batuan) yang membentuk topografi (gambaran
permukaan) medannya (Darsoprajitno, 2002:7)
Lingkungan pariwisatayang berbasisikan alam, budaya dan warisan secara alami
mempunyai keterbatasan dalam mempertahankan kondisinya terhadap fenomena
kehidupan yang terus berubah dan berkembang. Kemajuan teknologi, ilmu
pengetahuan memicu perubahan prilaku manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan dan
keinginannya termasuk kebutuhan untuk bersenang-senang dengan melakukan
perjalan yang dalam berbagai kasus menjadi penyebab menurunnya kepariwisataan
baik fisik, sosial maupun budaya (Yoeti, 2006:239).
a) Daya Dukung Lingkungan fisik
Tumbuhnya budaya suatu masyarakat akibat mantapnya tata sosial dan kemampuannya
dalam bidang ekonomi, mendorong kegiatan hidup manusia untuk lebih banyak
memanfaatkan sumbar daya alam termasuk penataannya. Pemanfaatan ini tidak
mustahil dapat mengganggu atau merusak keseimbangan tata alam, kecuali
jika manusia mampu memahami dan memanfaatkan sesuai dengan hokum alam, ekosistem
dan daya dukung lingkungan.
Suatu
bentuk dari kegiatan pariwisata mempunyai peranan dalam menurunnya kondisi
lingkungan dan cendrung merusak kegiatan pariwisata. Erosi sumber daya alam,
perusakan terhadap lingkunganpariwisata yang telah dibangun dan kekacauan atau
gangguan struktur sosial dari masyarakat setempat merupakan dampak dari
indikator-indikator yang tidak dikehendaki (Ding dan Pilgram, 1995;
Yoeti,2006).
Berdasarkan atas fenomena tersebut, maka pariwisata dalam kajian geogarfi
selalu dikaitkan dengan fenomena alam yang berupa perubahan bentuk permukaan
yang dapat menghasilkan dan membentuk suatu kenampakan sebagai bahan potensi
suatu objek wisata, misalnya perubahan bentuk permukaan bumi karena tenaga
eksogen dan endogen seperti terbentuknya pegunungan,perbukitan, lembah, danau,
sungai atau bentuk yang lain yang menarik untukdijadikan sebagai suatu
objek wisata. Ada beberapa faktor-faktor pendukung lingkungan fisik
kepariwisataan yaitu :
1. Iklim
Untuk kawasan wisata, demikian esensialnya
unsure iklim dapat berpengaruh terhadap aktivitas dibidang kepariwisataan,
dalam hal ini baik aktivitas pengunjung atau wisatawan maupun aktivitas
penduduk setempat yang saling berkaitan. Unsur-unsur iklim yang sangat
berpengaruh terhadap iklim adalah curah hujan dan suhu. Faktor-faktor utama
yang mempengaruhi iklim adalah letak geografis, luas permukaan tanah,
karakteristik udara, keadaan tumbuh-tumbuhan dan yang terakhir kegiatan manusia
turut mempengaruhi faktor-faktor iklim dengan membangun kota-kota dan
pabrik-pabrik (Lange 2000:33). Unsur iklim yang berpengaruh terhadap
perkembangan pariwisata di Indonesia yaitu menurut tipe iklim koppen adalah
tipe iklim A=iklim hujan tropis (tropical rain climate).
2. Tata Air
Tata air merupakan unsur penting dalm kehidupan
di muka bumi. Siklus hidrologi sangat mempengaruhi ketersediaan air termasuk
tata air di suatu bantang lahan. Dalam beberapa hal variasinya lokasi
permukiman penduduk , di mana secara umum pemanfaatan lahan bergantung pada ketersedaiaan
air di suatu daerah, dapat bersumber dari air sungai, air tanah, air danau, dan
air hujan. Dalam konteks pengembangan kawasan wisata, air merupakan kebutuhan
vital untuk memenuhi kebutuhan komsumsi hotel, restoran, rumah tangga, mandi
dan sebagainya. Demikian pentingya air untuk kehidupan industri pariwisata maka
perlu usaha-usaha untuk melestarikan agar terjadi sumber-sumber air yang
tercemar (Wesanawa, 2002:8). Aspek-aspek air yang mendukung yaitu:
a. Air permukaan air yang
ada dipermukaan bumi yang bersumber dari air hujan dan mata air.
b. Air tanah (ground water)
merupakan air yang terdapat dalam tanah yang menempati ruang0ruang anatar
butir-butir tanah di dalam retak-retak dari batuan, yang merupakan salah satu
sumber yang berda di wilayah jenuh permukaan.
3. Topografi
Secara umum keadaan topografi wilayah Indonesia
terdiri atas bagian datar, miring atau berbukit, pegunungan dengan
puncak-puncak yang tinggi. Hal ini akan melahirkan jenis0jenis usaha pertanian
penduduk bervariasi antara pertanian lahan kering pada bagian yang berbukit
atau bergunung dan persawahan atau perkampungan yang pada bagian datar. Apabila
diperhatikan pada daerah-daerah yang miring dengan adanya sawah-sawah yang
berteras atau adanya sengkedan-sengkedan akan tampak merupakan perpaduan
panorama yang indah sebagai salah satu pendukung daya tarik kepariwisataan
(Wesnawa, 2002:8). Aspek-aspek topografi yang berpengaruh yaitu topografi
landai seperti pantai dan pegunungan dengan puncak-puncak yang tinggi.
4. Tanah
Merupakan akumulasi tubuh tanah yang bebas
menduduki sebagian sifat-sifat sebagia akibat pengaruh iklim, jarak hidup, yang
bertindak terhadap bahan induk dalam relief tertentu selama jangka waktu pula
(Isa dalam Wesnawa,2002:9). Ada empat komponen dalam tanah yaitu materi
mineral, bahan organik, tata air dan udara. Dengan mengetahui keadaan tanah
akam memudahkan suatu perencanaan. Geologi merupakan faktor yang relative
statis namun berpengaruh pada permasalahan ekologi, seperti pelaksanaan
kegiatan eksploitasi, baik untuk penambangan mineral maupun industri. Kegiatan
eksploitasi bahan mineral secara luas akan berdampak pada penurunan potensi
hidrologi. Selain itu dalam sebuah perencanaan, faktor geologi menjadi
pertimbangan penting, di mana kondisi geologi suatu daerah akan memberikan
gambaran mengenai kesetabilan daerah tersebut dari gempa. Dengan kata lain,
kondisi geologi akan memberikan gambaran bagi perencana dalam perencanaan
pembangaunan. Apakah struktur batuan pada lokasi yang di tentukan mempunyai
daya dukung yang kuat dan mempunyai tingkat kemantapan yang tinggi sebagai
pondasi penyangga bangunan (Sujali,1989:83).
5. Vegetasi
Berbagai jenis vegetasi dan tumbuhan yang terdapat
disuatu objek pariwisata akan semakin menambah keindahan dan kesejukan bagi
para wisatawan yang berkunjungg, terutama bagi objek-objek pegunungan atau
perbukitan yang mengandalkan rimbunnya berbagai jenis tumbuhan, di samping
untuk menambah alami daerah tersebut, juga sebagai daya tarik.
6. Penggunaan Lahan
Jenis penggunaan lahan yang ada pada suatu
wilayah tersebut. Secara tegas dapat dikatakan karena adanya kebutuhan dan
kegiatan masyarakat yang bersifat dinamis antara lain kebutuhan dan kegiatan
masyarakat yang bersifat dinamis antara lain kebutuhan untuk bermukim dan
usaha. Pada penggunaan lahan pada wilayah yang mengalami perubahan terlebih
jika suatu wilayah yang dikembangkan menjadi kawasan wisata, maka perubahan
penggunaan lahan akan berlangsung relatif dinamis dan dratis. Hampir semua
kawasan dikembangkan sebagai kawasan pariwisata sehingga penggunaan lahan di
sana banyak terdapat hotel, restaurant dan vila-vila.
Klasifikasi pengembangan kawasan wisata sebgai
daya dukung wilyah wisata berdasarkan jumlah orang per luas wilayah yang dapat
di tamping setiap tahun (Fendelin,1999; atmaja 2006). Klasifikasi tersebut
dapat disajikan pada Tabel 1.1
b) Daya Dukung Lingkungan Sosial Budaya
Sosial dalam kamus sosilogi adlah suatu yang berkenaan dengan prilaku
interpersonal atau berkaitan dengan proses sosial. Proses sosial merupakan
proses yang dilakukan oleh seseorang untuk berbuat atau bertingkah laku
berdasakan aturan yang ada dan diakui oleh masyarakat. Sosialisasi akan terjadi
apabila terjadi kontak sosial antar personal dalam masyarakat.
Koentjarangningrat (1976:122) menjelaskan bahwa masyarakatadalah kesatuan hidup
manusia yang saling berinteraksi sesuai dengan system adat istiadat tertentu
yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Menurut batasan di atas terdapar empat hal yang
ada dalam masyarakat, yaitu :
1) Interaksi antar warga,
2) Adanya adat istiadat,
norma-norma, hokum-hukum serta aturan-aturan yang mengatur pola tingkah laku
warga,
3) Komunikasi dalam waktu,
4) Rasa identitas yang kuat
yang mengikat sesama warga,
Menurut Keesing
(1992), terdapat beberapa definisi budaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli
yaitu :
1) Tylor (1871), budaya
adalah sutu keseluruhan kompleks yamg meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
kesusilaan, hokum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang
dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2) Linton (1940), budaya
adlah keseluruhan dari pengetahuan, sikap, dan pola prilaku yang merupakan
kebiasaan yang dimilki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
3) Kluckhohn dan Kelly
(1945), budaya merupakan semua rancangan hidup yang tercipta secara historis,
baik yang eksplisif maupun inflisif, rasional, irasional dan nontasional, yang
ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk prilaku manusia.
4) Kroeber (19834), budaya
adalah keseluruhan realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan dan
nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan dan prilaku yang ditimbulkannya.
5) Herskoviks (1955),
budaya adalah bagian dari lingkungan yang diciptakan oleh manusia.
6) Kroeber dan Kluckhon
(1952), budaya adalah pola, eksplisif dan implisif, tentang dan untuk prilaku
yang dipelajari dan diwariskan melalui simbol-simbol yang merupakan prestasi
khas manusia, termasuk perwujudan dalam benda-benda budaya.
Kebudayaan menurut Koentjaningrat (1976:72) adalah seluruh
sistem gagasan dan rasa, tinadakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan belajar. Selanjutnya
dijelaskan, kebudayaan itu mempunyai tiga wujud yakni :
1) Wujudnya kebudayaan sebagai suatu
kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan
2) Wujud kebudayaan sebagai kompleks
aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3) Wujud kebudayaan sebagai kompleks
benda-benda hasil karya manusia (Koentjrangningrat 1976:5)
Berdasarkan batasan tesebut, wujud kebudayaan yang pertama
adalah bersifat abstrak, tidak dapa diraba dan difoto. Wujud kebudayaan yang
kedua disebut sistem sosial, mengenai kelakuan berpola dari manusia itu
sendiri. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi,
berhubungan serta bergaul satu dengan yang lainnya. Wujud dari kebudayaan
disebut kebudayaan fisik. Sifatnya dapat dilihat dan difoto. Karena berupa
benda-benda hasil karya manusia.
Dalam kehidupan sosial (masyarakat) setiap
individu saling berinteraksi dan terkait oleh norma atau aturan yang berlaku
dalam masyarakat. Setiap individu harus taat dan patuh terhadap norma tersebut
yang telah ditetapkan bersama. Norma atua aturan yang berlaku dalam masyarakat
sering disebut nilai budaya yang berfungsi untuk mengontrol perilaku
masyarakat, dengan demikian masyarakat dan kebudayaan terdapat hubungan yang
tak dapat dipisahkan.
Objel daya tarik wisata budaya berkisar pada
beberapa hal, seperti; kesenian (seni rupa dan segala bentuk seni), tata
busana, boga, upacara adat, demonstrasi kekebalan dan komunikasi dengan membuat
alat-alat.
Mengenai pengaruh pariwisata terhadap
kebudayaan pada masyarakat tuan rumah daapat dibedakan dua masalah yaitu:
1) Pengaruh dalam
kehidupan ekonomi apabila kegiatan pariwisata iti dapat meningkatkan kesempatan
kerja dan tingkat kemakmuran.
2) Pengaruh
kehidupan wisatawan mancanegara dengan kebiasaan dan busananya yang sebenarnya
asing bagi masyarakat tuan rumah.
Kehadiran wisatawa dengan segala adat kebiasaannya tidak
jarang juga menimbulkan efek meniru pada penduduk di tempat. Apa yang ditiru
itu dapat baik dapat buruk dan dalam jangka waktu tertentu dapat menggeser
nilai-nilai budaya setempat.
E. HIPOTESIS
Semakin meningkat sumber daya manusia maka
perkembangan obyek wisata Air Terjun Jurang manten di kawasan Tanjung
semakin baik.
F. METODE PELAKSANAAN
1. Lokasi
Pelaksanaan
Lokasi pelaksanaan ini terletak di Objek wisata Air Terjun Jurang manten Di
Kawasan Tanjung, Kecamatan Pakis aji, Kabupaten Jepara. Dipilihnya lokasi Objek
wisata Air Terjun Jurang manten yang ada di kawasan Tanjung karena objek
tersebut memiliki potensi alam yang memiliki nilai jual namun belum di kembangkan
secara optimal karena masih rendahnya sumber daya manusia dari masyarakat
setempat.
3. Rancangan
pelaksanaan .
· Tahap Persiapan
Dalam tahapan ini akan dilakukan :
- Studi
Literatur
- Melakukan
pengamatan secara langsung pada daerah wisata untuk menemukan masalah-masalah
yang perlu dikaji
-
Mengidentifikasi masalah mengenai daerah yang akan dikaji
- Menyiapkan
alat-alat dan bahan
· Tahap Pelaksanaan
Dalam tahapan ini dilakukan pencarian data
tentang :
- Fisiografis daerah
Pariwisata
- Masalah-masalah
pengelolaan objek wisata Air Terjun Jurang manten di kawasan Tanajung
· Tahap akhir
Dalam tahapan ini akan dilakukan :
-
Mengelompokkan data yang diperoleh tersebut agar memudahkan dalam
pengolahannya
-
Menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan metode analisis data
yang sesuai dengan objek.
4. Objek dan Subyek
Obyek
Wisata Air Terjun Jurang- manten yang ada di Kawasan Tanjung. Sedangkan yang
menjadi subyek adalah masyarakat di desa Tanjung, kecamatan Pakis aji yang
memilki peranan penting dalam pengelolaan Objek wisata tersebut untuk
perkembangan dari objek wisata Air Terjun Jurang manten yang ada di kawasan
desa Tanjung.
5. Definisi Oprasional dan
Variabel
Definisi oprasional dan variable adalah definisi yang dilakukan atas
sifat-sifat hal yang diamati atau diobservasi. Berikut variable yang disusun
berdasarkan atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan agar hal yang didefinisikan
itu sesuai dengan pengamatan.
a) Proses pengelolaan objek wisata
Air Terjun Jurang manten di kawasan desa Tanjung yang dilihat dari
:
·
Pengelolaan, yaitu cara pengelolaan lingkungan fisik dan sosial
dari objek wisata Air Terjun Jurang manten di kawasan desa Tanjung
b) Kendala-kendala
· Kendala-kendala
yang dimaksud dalam pelaksanaan ini adalah kendala yang dihadapi oleh
masyarakat karena rendahnya sumber daya manusia yang tidak mampu mengelola
objek wisata Air Terjun Jurang manten di kawasan desa Tanjung secara
optimal.
ARTIKEl MENGENAI ASAL MULA
JURANG MANTEN
Salah satu destinasi wisata
di Jepara yang sangat fenomenal adalah Air terjun Jurang Nganten.
tepatnya di desa Tanjung
kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. Mendengar kata Jurang
Nganten, tentunya terbesit
di benak kita tentang asal mula dinamakannya air terjun ini. Dahulu
pada zaman wali ada sepasang
pengantin yang tidak direstui oleh orang tua mempelai wanita.
Namun mereka tetap
melangsungkan pernikahan, kemudian sepasang pengantin baru ini pergi
mengendarai kereta, tapi
kereta ini tidak ditarik oleh kuda melainkan oleh kerbau (Cikar). Mereka
pergi menyusuri sungai
hingga pada akhirnya mereka terjerumus ke jurang. Konon, dikisahkan
setelah terjerumusnya kereta
beserta seluruh isinya termasuk sang pengantin, ats kehendak
tuhan sepasang pengantin
berubah menjadi kelanceng putih, semenara kereta dan kerbaunya
berubah menjadi batu besar
yang sampai sekarang masih bisa dilihat dengan mata telanjang.
selain itu, cambuk (cemeti)
yang digunakan untuk mengendalikan kerbau berubah menjadi ular
gaib. Itulah asal mulanya
kenapa air terjun ini disebut dengan Air Terjun Jurang Nganten. Jurang
artinya tebing yang terjal
dan Nganten adalah Pengantin. Jurang Nganten maksudnya adalah
Jurang tempat dimana
Pengantin terjerumus.Terlepas dari asal muasal penamaan air terjun ini.
Yang pasti tempat ini
sangatlah indah dan sangat sayang dilewatkan untuk dikunjungi ketika
anda kebetulan lewat atau
berwisata ke Jawa Tengah. Pasalnya selain airnya yang masih jernih
dan alami, panorama
pemandangannyapun masih sangat asri dan sangat indah. Dilengkapi pula
dengan suara percikan air
tejun yang bisa membuat suasana hati menjadi tenang dan nyanyian
burung yang menambah suasana
Jurang Nganten semakin menarik untuk didatangi. Bagi anda
yang ingin berkunjung ke Air
terjun Jurang Nganten, silahkan datang ke Desa Tanjung pakis aji
jepara
seluruh kegiatan pembangunan pariwisata jurang manten ini di naungi oleh badan karang taruna TUNAS KARYA PERTIWI desa tanjung kec, pakis aji kab, jepara
BUTUH POLESAN DONATUR DARI DINAS PARIWISATA JEPARA JA BIAR SEMPURNA TEMPAT PARIWISATA DI TEMPAT KAMI